Kabar rasisme dari salah satu pemain TNC Predator, Carlo “Kuku” Palad kembali menemukan titik terang. Setelah kabar dan simpang siur cerita dari penyelenggara Chongqing Major tentang kehadiran Kuku atau TNC kemarin (3/12).
Hari ini (4/12) Valve memutuskan untuk turun tangan dalam langkah dan isu yang melanda pemain asal Filipina tersebut. Sebenarnya Kuku sudah memberikan permintaan maaf secara terbuka melalui akun Twitter resminya.
Selain minta maaf, TNC sebagai tim yang menaungi Kuku telah memberikan ganjaran berupa hukuman bermain dan sanksi gaji yang dipotong untuk badan amal.
Seperti belum cukup, pemerintah Chongqing layaknya menutup pintu serapat-rapatnya kepada pemain tersebut.
BACA JUGA: Chongqing Major Akhiri Babak Kualifikasi dan Sajikan 15 Tim Terbaik
Pengembang game Dota 2, Valve dituntut untuk terjun langsung dalam menyelesaikan masalah tersebut. Lantas, Valve akhirnya memberikan pernyataan resminya dalam kasus yang menerap Kuku.
Setidaknya ada tiga poin yang dapat diambil dari pernyataan Valve mengenai kasus Kuku, antara lain:
- Kuku dilarang tampil di Chongqing Major 2019
- Sebagai sanksi, TNC akan dikurangi 20% dari perolehan poin DPC saat mengikuti Chongqing Major 2019
- Dengan tanpa Kuku, TNC wajib membawa seorang standin sebagai pemain pelengkap.
Ada beberapa pertimbangan yang diusut mengenai pelarangan Kuku tampil di Chongqing Major 2019. Seperti keselamatan Kuku yang ‘kurang disukai’ oleh komunitas Dota 2 China.
Untuk poin kedua, sanski diberikan oleh TNC Predator karena Valve melihat bahwa segala hal yang terjadi baik dari pemain maupun manajemen merupakan tanggung jawab tim.
Dengan kata lain, sanksi Valve sebesar pengurangan 20% poin DPC merupakan hal yang harus diterima TNC.
https://www.revivaltv.id/dota-2/talent-dota2-chongqing-major/
Pihak Valve juga mengatakan bahwa Kuku hanya dilarang bermain di Chongqing Major 2019. Dalam sikap ini menyesuaikan dengan gelaran The International 9 yang akan berlangsung di Shanghai, China.
Dengan hasil ini sudah dipastikan bahwa Chongqing Major 2019 tetap membawa TNC sebagai salah satu partisipannya. Namun tanpa kehadiran seorang Kuku di posisi offlane tim tersebut..
Banyak yang kecewa dengan respon pemerintah kota Chongqing dan penyelenggara di China. Bahkan Paul “RedEye” Colliner meminta Valve membentuk rulebook guna memberikan rencana yang jelas.
I agree with the viewpoint here, TNC could have handled this entire thing much better.
I'm also happier that Valve make a decision on whether he is banned or not, this makes much more sense than leaving it to the local govnt or organiser.
We still need a rulebook… https://t.co/IARkCOfXTk
— Redeye (@PaulChaloner) December 3, 2018
Apakah kalian setuju dengan keputusan Valve? Atau justru ini terlalu berlebihan mengingat Kuku dan TNC sudah melakukan segala hal guna meminta maaf dan tidak mengulangi hal serupa?
Discussion about this post