Fortnite menjadi salah satu game bergenre battle royale yang sangat pupoler dan suskes di dunia saat ini. Salah satu hal yang membuat Fortnite tidak bosan dimainkan karena selalu mendapatkan pembaruan secara rutin.
Epic Games selalu memperbaiki bug dalam game dalam hitungan jam. Tapi semua pekerjaan ini harus dibayar mahal.
Baru-baru ini, karyawan “anonim” dari Epic Games melaporkan bahwa mereka menghadapi gangguan mental dan mereka bekerja hampir 70 hingga 100 jam seminggu.
Mantan dan karyawan Epic Games melaporkan bahwa rilisnya Fortnite berdampak buruk terhadap kondisi kerja di studio.
Mereka mengatakan bahwa kepala perusahaan memberi banyak tekanan pada mereka dan meminta mereka untuk bekerja lembur. Bahkan beberapa karyawan harus bekerja tujuh hari dalam seminggu.
Jika ada karyawan yang menolak untuk bekerja pada akhir pekan, yang mengganggu tenggat waktu untuk pembaharuan berikutnya. Karyawan ini segera diberhentikan.
Ini menyebabkan para karyawan YANG berhenti memperjuangkan hak-hak mereka karena takut dipecat. Pada saat yang sama, permintaan untuk lembur terus bertambah setiap hari.
Seorang karyawan layanan dukungan mengatakan bahwa rata-rata aplikasi yang diproses di departemennya dalam enam bulan meningkat dari 40 menjadi 3 ribu.
Rupanya, permasalahan ini bukan hanya terjadi di Epic Games. Karyawan di Naughty Dog, Rockstar Games, dan banyak perusahaan besar lainnya mengeluhkan kondisi kerja yang penuh tekanan ini.
BACA JUGA: Nasib Buruk Menimpa EA, 5 Game Terkena Serangan DDOS!
Epic Games berdalih bahwa sebagian besar waktu lembur adalah sukarela. Akibat dari lembur yang berkepanjangan sangat berdampak buruk sehingga beberapa dari mereka mengalami gangguan mental.
Mungkin ini bisa disebut sebagai sisi gelap dari perusahaan games di mana mereka terkadang memperlakukan karyawannya dengan tidak manusiawi.
Editor: Yubian Asfar
Discussion about this post