Pada musim pertama Kuroky berseragam Team Liquid pada tahun 2015/2016, mungkin bisa dikatakan bahwa itu adalah musim yang mengecewakan, karena Kuroky gagal di The International 2016 dengan menduduki peringkat 7-8.
Perubahan roster setelah The International 2016 tidak menghasilkan perjalanan yang mulus, tapi dengan keteguhan hati sang kapten, Kuroky berhasil melihat potensi tersembunyi.
Mereka membutuhkan sesuatu yang lebih agresif tapi juga berhati-hati, dan itu ada pada diri GH, sang pubstar yang tidak begitu dikenal banyak orang. Setelah penambahan GH, Liquid langsung tacap gas. Dia menjadi angin segar di kapal mereka. Hembusan angin yang membawa mereka sampai ke Aegis pada tahun 2017.
BACA JUGA: [Road to TI9] Profil Virtus.pro: Waktunya Beruang Kutub Berhenti Hibernasi
Tidak seperti kebanyakan tim lain yang telah memenangkan TI, Liquid tidak mulai jatuh. Mereka tidak melambat. Musim setelah kemenangan mereka di Seattle, Liquid tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan sinarnya.
Meskipun mereka tidak memenangkan Major sampai akhir musim, mereka secara konsisten masuk 5 besar. Kala itu, Team Liquid adalah harapan terbesar untuk memutus alur cerita “No repeat winners” yang telah ada di TI selama 8 tahun terakhir. Namun mereka gagal dan itu menyisakan lubang di kapal mereka.
Tanda-tanda pertama dari mereka dengan mengulur-ulur waktu menunjukan performa terbaiknya selama kualifikasi untuk Major pertama musim ini, The Kuala Lumpur Major. Eropa memiliki tiga slot yang dialokasikan, untuk tim seperti Liquid tentu hal itu adalah hal yang mudah.
Namun mereka gagal di kualifikasi regional Eropa. Team Liquid tentu bisa saja menuju Kuala Lumpur Major melalui turnamen DreamLeague Season 10 minor, tetapi mereka memutuskan untuk rehat sejenak.
Rentetan masalah berlanjut pada major berikutnya, Chongqin Majorg karena Liquid harus memanggil pemain pengganti di menit terakhir untuk Miracle-.
Finis 8 besar, Team Liquid benar-benar mengesankan mengingat bagaimana stand-in mereka, yaitu Chu “shadow” Zeyu (juara TI6 bersama Wings Gaming) berbicara bahasa Inggris yang sangat terbatas dan memiliki jumlah waktu yang sangat terbatas untuk berlatih bersama tim.
Di major ketiga, yaitu DreamLeague Season 11, Team Liquid belum berhasil menutup lubang pada kapal mereka, di mana Team Liquid hanya berhasil finis di 13-16.
Team Liquid mulai kembali menunjukan permainan terbaiknya ketika memasuki MDL Disneyland Paris Major. Kita bisa melihat performa Team Liquid yang sudah lama dinanti-nanti. Mereka pun menjadi runner-up setelah melalui laga sengit di final melawan Team Secret dengan skor 3-2.
Sang kapten tetap merasa ada lubang di kapalnya dan berhasil menemukannya. Dengan keteguhan hati sang kapten, MATUMBAMAN harus dikeluarkan dan masuklah w33 untuk menutup lubang di kapal tersebut.
Dengan masuknya w33 di mana seorang pemain mid lane murni dan banyaknya hero pool, Team Liquid kembali menjadi runner-up di EPICENTER Major 2019.
Kali ini, sang kapten berusaha membawa kesuksesan kembali di kapalnya dengan anggota barunya di The International 2019. Berikut roster Team Liquid untuk TI9:
- Amer “Miracle-” Al-Barkawi
- Aliwi “w33” Omar
- Ivan Borislavov “MinD_ContRoL” Ivanov
- Maroun “GH” Merhej
- Kuro “Kuroky” Salehi Takhasomi
Apakah dengan keteguhan hati sang kapten, Team Liquid kembali mengulang kesuksesannya di The International 2017 dan menjadi tim yang menjuarai TI sebanyak 2 kali? bagaimana menurut sobat Revival mengenai kesempatan itu?
Discussion about this post