Dota 2 adalah game yang sangat menuntut kerja sama dari semua pemainnya untuk dapat mencapai kemenangan, sebenarnya tidak Dota 2 saja namun semua game dengan genre MOBA juga berpusat pada koordinasi antar pemain.
Berbeda dari game FPS yang mana satu pemain memiliki potensi untuk membunuh semua musuh terlepas dari economy atau senjata yang ia miliki, dalam genre MOBA pemain yang melakukan feeding tidak bisa dipaksa berduel melawan musuhnya apalagi melakukan 1v5 karena selisih gold dan level yang nampak jelas.
Salah satu pemain legendaris Dota 2 serta miliarder pertama esports yakni Danil “Dendi” Ishutin akhirnya angkat bicara mengenai hal ini, melalui podcast timnya yang bertajuk B8 Podcast Dendi memberikan sebuah solusi yang bisa dibilang sangat kontroversial bahkan ekstrim.
Dalam podcast di atas, Dendi memberikan sebuah solusi sebagai berikut.
“Antara hapus sistem matchmaking atau buat Dota 2 sedikit lebih ramah. Untuk pemain kasual, Dota 2 adalah cara mereka untuk bersenang-senang, untuk bersantai.
Dendi
Solusi yang ditawarkan Dendi cukup ekstrim, ia memberikan pilihan agar Dota 2 menghapus sistem matchmaking atau membuat game tersebut lebih ramah pada pemain secara umum. ia juga memberikan jalan keluar bagi mereka yang ingin bermain serius dan berkompetisi, yakni dengan membuat sebuah liga tertutup di mana pemain kelas atas bisa berkompetisi untuk menjadi pemain terbaik.
Sang pemain legendaris menyebut bahwa perilaku toxic yang terjadi dalam Dota 2 lahir karena sifat permainan itu sendiri yang membuat pemain menglami tilt dengan sangat mudah dan berujung pada flaming terhadap rekan tim yang tidak bisa bermain dengan baik.
Diterjemahkan oleh VPesports, Dendi juga menyatakan bahwa mereka yang bermain lebih banyak pertandingan tiap harinya juga cenderung terkena efek ini pada tingkat yang lebih tinggi, bahkan sampai pada titik di mana hampir mustahil bagi mereka untuk tidak melakukan flaming, apalagi jika pemain tersebut memainkan antara 10-12 pertandingan seperti yang biasa dilakukan oleh pemain profesional saat latihan.
Pemilik sekaligus pemimpin tim B8 itu menyebut bahwa Dota 2 adalah “team game yang gila”, Dota 2 sangat menuntut pemain bekerja sama namun faktanya kebanyakan pemain bermain mode MMR sendirian kemudian dipasangkan dengan orang asing, hal itu sangat berimbas pada keadaan pikiran mereka.
Bagaimana pendapat kalian mengenai solusi Dendi agar membuat pengalaman bermain Dota 2 yang lebih baik?
Discussion about this post