VALORANT memang belum dirilis secara resmi, tetapi hal itu tidak menghalangi banyak pihak untuk mendapat bagian dari perkembangan gim FPS baru tersebut. mulai dari tim hingga influencer mulai melihat potensi bisnis baru di sana hingga tidak segan-segan membuat tim dan mengadakan turnamen.
Satu hal yang tidak luput dari komunitas adalah digencarkannya pernyataan bahwa VALORANT akan membunuh CS:GO sebagai raja FPS di ranah esports. Sayangnya hal itu tidak akan terjadi, buktinya sudah terpampang nyata.
Untuk menjelaskan di mana bukti bahwa game FPS Riot Games tidak akan mengalahkan game FPS milik Valve, kita harus lihat game terbesar dari dua perusahaan tersebut yaitu League of Legends dan Dota 2.
League of Legends dan Dota 2 adalah game yang besar di dunia bagian barat, keduanya sama-sama bergenre MOBA, target dari kedua game tersebut sama-sama menghancurkan markas musuh, kedua sisi tim dalam kedua game berisi 5 pemain, tetapi apakah salah satu dari mereka mendominasi ranah MOBA? Tidak. Mereka masih berkompetisi hingga sekarang dan kompetisi itu baik.
League of Legends dan Dota 2 memang memiliki tujuan permainan yang sama, namun proses untuk mencapai tujuan tersebut berbeda jauh dengan kedua game memiliki mekanik unik yang tidak dimiliki lawan mereka.
Hal serupa juga akan terjadi dengan VALORANT dan CS:GO, keduanya merupakan game FPS dengan mode kompetitif yang menuntut kedua tim untuk menjaga bom, tetapi keduanya memiliki proses menuju kemenangan yang berbeda jauh.
CS:GO dengan kesederhanaannya sangat bergantung pada senjata tradisional yang beragam seperti pistol, senapan, dan barang tambahan seperti granat.
Di sisi lain, VALORANT memiliki pilihan senjata yang terbatas namun sangat bergantung pada ability tiap karakter yang disebut Agents untuk membantu tim mencapai kemenangan.
Perbedaan ini tidak akan membuat satu game berada di atas lawannya melainkan menuntut tiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas masing-masing game.
CS:GO sudah mengambil langkah ini dengan memberikan nerf pada SG 553 yang lama dicap sebagai senjata paling overpowered dalam CS:GO, tidak lupa juga isu berpindahnya engine CS:GO menuju Source 2.
Valve merasakan ancaman dari pihak Riot Games dengan VALORANT mereka, kini CS:GO menjadi game yang lebih baik dari sebelumnya karena ancaman tersebut.
Hal ini akan terus berlanjut selama kedua game masih hidup, VALORANT dan CS:GO akan berbagi panggung FPS sama halnya dengan League of Legends dan Dota 2 yang berbagi panggung MOBA untuk pemain tiap game.
Jika ada satu hal yang akan membawa kematian pada salah satu game, maka itu antara komunitas pemain game tersebut atau pihak pengembang itu sendiri yang tidak memiliki keinginan untuk berkompetisi dan merasa game mereka sudah sempurna.
Discussion about this post