Kekalahan di partai Grand Final ESL One Thailand 2020 kontra TNC Predator menjadi memori buruk bagi BOOM Esports. Pada gelaran tersebut, BOOM harus terpaksa mengalah dengan skor 3-2 melawan TNC Predator.
Setelah selesainya pertarungan tersebut, pihak VPEsports mewawancarai Rafli Fathur “Mikoto” Rahman secara eksklusif untuk menggali opininya mengenai berlangsungnya gelaran tersebut.
Mantan pemain Pandora Esports tersebut memberikan opini mengenai gelaran di ESL One Thailand, dampak Covid-19 terhadap gelaran esports Dota 2 lokal maupun internasional serta rencananya mengejar angka 11K MMR.
Halo, selamat atas torehan baik di ajang ESL One Thailand. Kalian tampak senang bermain dengan format online, mari memulai pertanyaan dengan bootcamp, apakah semua pemain bermain dalam satu rumah atau menyebar?
Terima kasih! Kami bermain bersama-sama di bootcamp untuk beberapa minggu belakangan. Untuk 3-4 bulan sebelumnya, sejak virus corona kalau tidak salah. Kami bermain di rumah masing-masing dan ini merupakan turnamen pertama ketika kami memutuskan bermain di bootcamp.
Bagaimana kamu mengatasi minimnya motivasi dan turnamen LAN dan tanpa The International tahun ini?
Sebenarnya sama seperti pemain lain, saya merasa cukup bosan bermain dengan sistem turnamen online. Kami ingin mengejar panggung The International dan, pandemi muncul, tidak ada yang bisa kamu lakukan.
Melihat dari perspektif lain, hal ini ada baiknya mengingat kami bisa bersiap untuk menghadapi musim DPC 2021 mendatang agar lebih matang.
BACA JUGA: The International 10 Diundur, Intip Reaksi Para Pemain Dota 2
Kalian sangat dekat dengan gelar ESL One Thailand, bila ada perubahan apa yang ingin kamu ubah di game ke-5? Apa yang menjadikan dampak terbesar terjadi dengan hasil yang tidak mengenakkan tersebut?
Saya pikir saya ingin mengganti pick terakhir kami dan dua hero pertama yang di-banned. Ya, memang game ke-5 merupakan kesalahan kami. Secara pribadi, saya tidak ingin bermain buruk di pertandingan penentuan, tapi kita harus tetap bersiap menghadapi turnamen berikutnya.
Kamu telah bermain Venomancer di bagian midlane dan dinilai berhasil, March memainkannya di posisi 5. Apakah hero ini ‘rusak’ atau terlalu OP?
Untuk patch kali ini, saya pikir hero satu ini lebih ke OP dan menjengkelkan di waktu yang sama. Kamu tidak bisa melakukan apapun dengan Plague Wards yang menyebar.
Clairvoyance telah bergabung ke BOOM Esports sebagai pelatih. Bagaimana rasanya bekerja dengannya? Apa masukan yang dia berikan ke tim?
Dia sangat pintar dan kami mempercayainya. Dia membuat kami lebih paham dengan kekuatan dan kelemahan yang harus dibenahi. Dia mengajari saya banyak hal dan saya pikir rekan setimku juga memahaminya dengan sangat baik.
Apakah Clairvoyance bermain bersama kalian di Indonesia?
Tidak, dia melatih kami secara online di Kanada.
Hampir setengah tahun sejak kamu menyentuh 10K MMR, apakah kamu akan menggunakan jeda ESL One Thailand untuk menyentuh 11K MMR?
Saya lebih termotivasi setelah kalah dari TNC Predator dan saya akan mengambil beberapa minggu atau bulan untuk melihat sejauh mana saya melaju di public.
BOOM Esports sendiri menjadi salah satu kekuatan baru di Asia Tenggara. Bangga melihat salah satu perwakilan Indonesia berhasil menggedor level nasional dan menjadi tim yang ditakutkan.
Sebelumnya, BOOM Esports mampu mengalahkan Fnatic di lower bracket final gelaran ESL One Thailand 2020. Patut ditunggu bagaimana Clairvoyance bermain mengontrol permainan Mikoto dkk. di gelaran turnamen berikutnya.
Discussion about this post