Game besutan Valve yaitu Artifact bisa dianggap sebagai game yang ‘gagal’ karena tidak bisa menarik minat orang-orang untuk memainkan Artifact.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Artifact ‘tidak laku’. Namun faktor utamanya adalah permainan ini terlalu terkesan pay-to-win dengan game yang bisa dikatakan membutuhkan waktu yang lama untuk dipelajari.
Bahkan menurut Steam Charts, game ini hanya mampu mendapatkan 60 ribu pemain saja.
Melihat tidak berkembangnya Artifact, Valve bahkan sudah menghentikan 13 orang yang bekerja untuk mengembangkan Artifact.
Bahkan Kepala Desainer game Artifact yaitu Richard Garfield dan rekannya yaitu Skaff Elias juga harus angkat koper dari Valve.
BACA JUGA: Pertama Kalinya dalam Dua Tahun, Dota 2 Capai 1 Juta Pemain Lebih!
Eits, jangan salah dulu, Richard Garfield dan Skaff Elias bukan di berhentikan secara tidak terhormat oleh Valve, melainkan Valve tidak memperpanjang kontrak kerjasama setelah 4 tahun bekerjasama dengan mereka.
Sumber: Medium.com
Situs Atribuff.com pun mengkonfirmasi pemutusan kerjasama tersebut dalam berita yang diterbitkan pada 8 Maret 2019 lalu.
“Kami tidak terkejut dengan hal ini mengingat betapa berbatu saat peluncuran, tim antusias tentang permainan dan yakin bahwa mereka memiliki produk yang bagus tetapi menjadi jelas itu tidak akan mudah untuk mendapatkan permainan ke tempat yang kami inginkan.
Kami menikmati bekerja dengan Valve dan saya terkesan dengan fokus tanpa henti mereka pada kualitas permainan dan pengalaman yang ditawarkan kepada pemain,” ungkap Richard.
Sumber: Atribuff
Pihak Valve pun belum memberikan komentar dan lebih memilih untuk bungkam mengenai pemutusan kerjasama tersebut.
Sampai saat ini belum adanya usaha signifikan yang dilakukan oleh Valve untuk membuat Artifact menarik lagi untuk dimainkan.
Untuk yang sudah membeli Artifact, bagimana nih menurut kalian? Apakah kalian menyesal setelah membeli game ini, hehe.
Editor: Yubian Asfar
Discussion about this post