Pertanyaan yang penulis jadikan judul artikel ini adalah pertanyaan yang pastinya pernah melintas di pikiran kalian meski hanya sekejap.
Biasanya pertanyaan ini muncul di benak pemain game dengan karakter berlimpah seperti MOBA. Dikarenakan banyaknya karakter dengan gaya bermain yang berbeda-beda pasti ada segelintir tokoh dengan tingkat kesulitan lebih tinggi daripada yang lainnya.
Mobile Legends ada Fanny, League of Legends punya Azir, sedangkan Dota 2 punya Invoker yang kerap dipelesetkan menjadi Injoker apabila pengguna tidak kompeten menggunakan hero tersebut.
Namun apakah benar untuk mendapat predikat pro dalam sebuah MOBA pemain harus mampu menggunakan hero dengan tingkat kesulitan yang tinggi?
Tentu saja tidak.
Mengapa demikian? Jika ada satu hal yang dapat dipetik dari ketiga contoh karakter di atas, hal itu adalah potensi memenangkan 1v1 yang tinggi apabila digunakan dengan baik.
Namun dalam MOBA, pemain tidak selalu dihadapkan pada skenario 1v1. Ada laning phase yang menjadi penentu bagaimana pertandingan akan berjalan untuk musuhmu dan dirimu sendiri, kemudian ada juga teamfight yang benar-benar menguji koordinasi tim dua pihak.
“Lalu kalau pemain mahir menggunakan karakter sulit, ia tidak jago dalam MOBA?” Tanya kalian.
Pemain tersebut ahli dalam satu unsur MOBA yakni micro play. Karakter sulit biasanya memiliki beberapa unsur yang harus diperhatikan oleh penggunanya seperti mana, item, urutan skill terbaik untuk mengalahkan musuh, minion wave, dan masih banyak lagi.
Saat pemain dapat memperhatikan hal-hal kecil seperti itu maka ia mampu memainkan karakter yang lebih mudah dan menguasainya dalam waktu dekat.
Tidak perlu merasa malu kalau kalian tidak bisa menguasai karakter sulit seperti teman-teman kalian, karena hal terpenting untuk menjadi ahli dalam MOBA adalah menguasai dasar dari game tersebut, bukan menguasai satu karakter.
Discussion about this post