Setelah menjalani Summer Split yang melelahkan dan penuh perjuangan keras selama sembilan minggu, akhirnya muncullah enam tim yang akan berpartisipasi di LCS Summer Playoffs 2019.
Keenam tim yang berhasil lolos ke babak Playoffs ini nantinya tak hanya memiliki peluang untuk meraih gelar juara LCS Summer 2019, namun juga berkesempatan menambah angka Championship Point yang akan berguna pada proses kualifikasi World Championship 2019 dan penentuan slot di Kualifikasi Regional World Championship 2019 yang akan dimulai setelah LCS Summer Finals 2019 berakhir.
Sebenarnya pada minggu lalu, sudah ada tiga tim yang berhasil lolos ke babak Playoffs yakni Team Liquid, Cloud9, dan Counter-Logic Gaming.
Meskipun sudah berhasil lolos, posisi mereka di klasemen masih belum aman dan masih bisa berubah tergantung dari hasil pertandingan babak kesembilan. Selain itu, masih ada pertandingan Tiebreaker yang akan menjadi penentuan akhir posisi di klasemen.
Siapa sajakah keenam tim yang berhasil lolos dan pada posisi berapa sajakah mereka berada?
1st: Team Liquid (14-4)
Tim satu ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sekembalinya dari Mid-Season Invitational 2019 sebagai Runner-Up, Team Liquid masih sanggup mendominasi kompetisi dan mengakhiri Summer Split di peringkat pertama. Peringkat puncak ini otomatis membuat Team Liquid langsung ditempatkan di babak Semifinal.
Tak hanya kuat di kandang saja, Team Liquid juga muncul sebagai satu-satunya harapan yang dimiliki oleh North America saat bertanding di ajang Rift Rivals. Di saat tim-tim NA lainnya tunduk dihadapan tim-tim EU, Team Liquid sukses mencetak kemenangan demi kemenangan dari tim-tim terbaik EU.
Tak hanya diisi oleh pemain-pemain bintang dengan segudang pengalaman serta kemampuan individu dan tim yang tinggi, Team Liquid mampu memainkan beragam strategi, baik permainan cepat yang mengandalkan Botlaner non-Marksmen hingga late game scaling yang bertumpu pada Marksmen. Team Liquid hanya perlu memenangkan babak Semifinal untuk lolos ke World Championship lewat perolehan Championship Point.
2nd: Cloud9 (12-6)
Jika Team Liquid adalah tim yang berisikan pemain bintang, maka Cloud9 adalah tim yang berisikan pemain-pemain muda bertalenta. Meskipun pengalaman masih terbilang minim, namun Cloud9 mampu membuat pemain-pemain mudanya bisa bersaing dengan pemain-pemain veteran baik dari segi kemampuan individu maupun tim.
Hal ini terbukti dengan masuknya Kumo dari Akademi untuk menggantikan Licorice yang menepi selama beberapa minggu dikarenakan cedera. Debut Toplaner muda tersebut berjalan dengan sangat mulus dan Ia mampu menunjukkan bahwa dirinya layak dan siap bertanding di LCS.
Hadirnya pemain-pemain muda tersebut lantas tidak meredupkan pemain-pemain veterannya seperti Svenskeren, Nisqy, dan Sneaky. Ketiga pemain ini juga memiliki peran yang sama dalam kesuksesan Cloud9 menempati posisi kedua pada Summer Split ini. Perolehan Championship Point yang tinggi dari Spring Split akan membantu Cloud9 untuk lolos ke World Championship sambil mengharapkan satu tim terjungkal.
3rd: Counter-Logic Gaming (12-6)
Dibandingkan dengan Split sebelumnya, Counter-Logic Gaming mengalami peningkatan performa yang cukup pesat setelah Ruin masuk menggantikan Darshan yang hengkang dari tim. Kehadiran Ruin seolah-olah mampu memenuhi apa yang dibutuhkan oleh Counter-Logic Gaming selama ini.
Selain Ruin, pemain lainnya juga menunjukkan peningkatan performa yang baik dan menunjukkan permainan yang konsisten pada Split ini sehingga mereka mampu menempati posisi tiga besar. Sayangnya, Counter-Logic Gaming gagal merebut posisi kedua dari Cloud9 usai kalah pada pertandingan Tiebreaker.
Meskipun menunjukkan performa yang bagus pada Summer Split, tim bentukan HotShotGG ini masih harus berjuang keras di babak Playoffs guna mengamankan spot di World Championship. Gelar juara menjadi sebuah keharusan jika ingin lolos. Jika gagal, maka mereka harus berjuang lebih keras di babak Kualifikasi Regional.
4th: Team SoloMid (10-8)
Ekspektasi tinggi kembali dibebankan usai mencapai posisi Runner-Up pada Spring lalu. Sayangnya, ekspektasi tersebut justru dijawab dengan performa yang jauh dari kata konsisten sepanjang Summer Split.
Performa inkonsisten tersebut terjadi karena eksperimen strategi yang terus dilakukan TSM. Namun dari eksperimen tersebut, performa TSM justru terlihat naik turun dan terlihat tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan.
Seringkali kemenangan yang diraih terjadi karena mengeksploitasi blunder parah yang dilakukan oleh lawan-lawannya. Tak jarang juga performa TSM yang naik turun ini membuat penggemarnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya dilakukan tim ini.
Meskipun tidak stabil, TSM masih terbilang tim kuat berkat pemain-pemain bintang yang terdaftar di rosternya. Selain itu, posisi Runner-Up yang diraih pada Spring lalu membuat TSM menjadi ancaman bagi tim-tim yang mengandalkan Championship Point untuk lolos ke World Championship.
5th: Clutch Gaming (9-9)
Sama halnya dengan TSM yang memiliki masalah konsistensi, Clutch Gaming juga mengalami masalah konsistensi permainan sejak Spring dan masalah tersebut tampaknya masih belum selesai hingga Summer Split berakhir meskipun hasil Summer jauh lebih baik.
Meskipun memiliki solo laner yang tangguh seperti Huni dan Damonte, konsistensi tim masih menjadi masalah utama. Huni dan Damonte masih sering berkutat dengan inkonsistensi meskipun kedua pemain tersebut menjadi tumpuan utama Clutch Gaming. Koordinasi tim dan decision making juga masih memerlukan perbaikan sebelum melakoni laga Playoffs pertamanya melawan TSM.
Kemenangan melawan TSM menjadi harga mati jika ingin mereka lolos ke World Championship. Lolosnya Clutch Gaming ke Semifinal akan membuat tim yang kini ditangani oleh Dignitas ini memiliki Championship Point yang cukup untuk berlaga di Kualifikasi Regional.
6th: OpTic Gaming (8-10)
Sempat memuncaki klasemen pada awal Summer Split, performa OpTic Gaming justru mengalami penurunan menjelang akhir Summer Split. Satu persatu kekalahan terus didapatkan sehingga posisi tim ini turun ke papan tengah dan hampir saja tereliminasi dari babak Playoffs. OpTic Gaming bahkan harus melakoni laga 3-way Tiebreaker melawan 100 Thieves dan Golden Guardians untuk lolos ke Playoffs.
Meskipun performa tim masih jauh dari kata bagus. performa individu tim ini tidak terlalu buruk. Pemain impornya Crown dan Arrow menunjukkan bahwa status mereka sebagai pemain impor patut diperhitungkan lawan-lawannya. Dhokla yang sering mendapatkan kritik juga memiliki momentumnya tersendiri saat menjadi kunci kemenangan di beberapa laga.
Sama halnya dengan Clutch Gaming yang tidak memiliki poin, kemenangan melawan Counter-Logic Gaming menjadi sebuah keharusan bagi tim legendaris Call of Duty ini jika ingin lolos ke World Championship.
Berikut adalah bracket untuk babak Playoffs yang akan dimulai minggu depan. Pertandingan TSM vs Clutch Gaming akan menjadi laga pembukaan Playoffs lalu keesokan harinya dilanjutkan oleh laga Counter-Logic Gaming vs OpTic Gaming. Team Liquid dan Cloud9 akan menanti pemenang babak Perempatfinal di babak Semifinal
Pertandingan TSM vs Clutch Gaming akan dimulai pada 11 Agustus 2019 pukul 04:00 WIB sementara Counter-Logic Gaming vs OpTic Gaming akan dimulai pada 12 Agustus 2019 pukul 02:00 WIB.
Discussion about this post