Operator VALORANT – Sniper dalam Tactical FPS games selalu menjadi senjata yang menarik, termasuk di game VALORANT. Terdapat dua jenis sniper yaitu Marshal dan Operator, tetapi kali ini kita akan fokus pada Operator yang menjadi senjata termahal di VALORANT yaitu seharga 4500 credits.
Dengan angka yang sama, pemain sudah bisa membeli full shield dan rifle terkuat seperti Phantom atau Vandal, bahkan menyisakan 600 credits yang bisa digunakan untuk mengaktifkan ability Agent. Operator juga sangat tidak akurat jika pemain melakukan pergerakan, diikuti delay yang cukup panjang setelah tembakan.
Namun, potensi one shot one kill yang dimiliki Operator dari jarak manapun, membuat banyak player menggunakannya. Bahkan, tidak sedikit pemain profesional yang menyebutkan bahwa saat ini The Operator (OP) meta masih menjadi meta terkuat, terutama pada saat bermain sebagai defender. Beberapa team memanfaatkan set-up dual OP, bahkan triple OP di Map tertentu seperti Haven.
Pada Guides kali ini, kita akan membahas tiga gaya bermain berbeda yang umum digunakan pemain profesional VALORANT, mulai dari Aggressive, Passive, dan Hybrid Style.
1. Aggressive Style
Cara bermain agresif ini sering dilakukan TSM Wardell, pemain profesional yang memenangkan gelar MVP pada turnamen Faze Clan VALORANT Invitational. Mengambil angle yang berisiko dan pertarungan jarak dekat jadi cara TSM Wardell untuk membuat lawannya kewalahan dan mengamankan bagian site tertentu.
Pemain tipe ini sering mengkombinasikan Operator VALORANT dengan Agent seperti Jett yang memiliki ability cloudburst, updraft, juga tailwind untuk mengambil posisi tak terduga dan cepat mengganti posisi setelah mengamankan killnya.
Gamesense, Pengetahuan Map, dan kemampuan Quickscope harus dimiliki pemain hebat yang agresif. Butuh waktu yang cukup panjang untuk menguasai cara bermain ini.
Ketika berada di posisi yang tidak tepat dan gagal mengeksekusi tembakan, lawan berpotensi melakukan rush ke arah pemain hebat. Jika lawan melakukan kill dan OP berhasil direbut, cost OP yang sangat mahal tentu merusak economy team di round selanjutnya.
2. Passive Style
Umumnya, style ini lebih ideal digunakan di banyak momen. Style pasif ini mengutamakan kesabaran sniper untuk menahan angle tertentu. Kemampuan double scope dari OP membuat lawan yang mencoba lewat, mudah ditumbangkan dengan satu peluru.
Pemain profesional seperti T1 Skadoodle terkenal dengan timing dan pengetahuan map-nya yang mampu mengamankan early kill dan kill yang krusial saat musuh melakukan flanking/lurking di area tak terduga.
Playstyle ini sangat berguna bagi team karena berfungsi sebagai support dan cover. Agent yang sering digunakan untuk pemain tipe ini adalah Sova karena kemampuannya untuk mengumpulkan informasi dan bermain di posisi aman.
BACA JUGA: ONIC Esports Kalah di MPL ID Season 6 Karena Kurang Kompak?
Ability Sova memungkinkan penggunanya untuk bermain pasif, tetapi tetap berhasil mengetahui posisi lawan dan bahkan melakukan wallbang saat musuh terdeteksi dengan owl drone atau recon bolt.
Kekurangan dari Style ini adalah pemain sering terlalu fokus pada satu angle sehingga area lainnya menjadi tidak tercover. Pemain juga sering melupakan minimap karena fokus ingin mendapatkan easy kill.
3. Hybrid Style
Playstyle terakhir yang akan kita bahas adalah gabungan dari dua style sebelumnya. Bermain dengan cara ini memerlukan skill dan pengalaman yang tinggi karena memerlukan aspek agresif dan pasif.
Pemain tipe ini punya keunggulan yaitu gerakan yang tidak terduga. Terkadang melakukan push untuk early kill, flank jarak jauh dengan OP, atau sepenuhnya pasif. Pemain tipe ini bisa beradaptasi dan membaca situasi permainan.
Kekurangan dari tipe ini muncul jika pemain gagal memberitahu rekan team, move apa yang akan dilakukan selanjutnya. Misalnya, saat mencoba peek early kill, player ini perlu meminta backup seperti smoke atau flash, atau justru meminta rekan team untuk tidak mengeluarkan ability seperti slow orb milik sage agar bisa cepat kembali ke posisi aman tanpa terhambat.
Kesimpulannya, karena bisa memiliki keuntungan dari gabungan playstyle, pemain tipe hybrid juga memiliki risiko dari kedua playstyle tersebut. Pemain yang cukup sering mempraktikkan style ini adalah Pyth, Aceu, Shahzam, dan Stewie2k.
Kalau kalian lebih suka yang mana nih? Easy Kill yang konsisten, Crazy Highlights atau justru “be like water” di setiap round?
Editor: Yubian Asfar
Discussion about this post