Siapa yang tidak tahu dengan Valve Corporation? Perusahaan yang mengembangkan game esports terkenal seperti CS:GO dan Dota 2.
Namun baru-baru ini Valve dan ESL dikabarkan kecewa dengan kerjasama yang dibentuk bersama Facebook Gaming.
ESL merupakan penyelenggara game esports tertua dengan ratusan prestasi dan konsep menarik. Namun ESL sempat menjalin kerjasama dengan Facebook Gaming dalam pelayanan live stream pertandingan esports.
Pernyataan ini tidak dikeluarkan secara eksplisit dari mulut Valve maupun ESL, namun dari konsultan esports asal New York, Rod “Slasher” Breslau.
https://www.revivaltv.id/dota-2/kuku-tinggalkan-tnc/
Dia mengatakan bahwa Valve dan ESL kecewa dengan jumlah penonton yang dihadirkan melalui live stream Facebook Gaming. Andil dari Facebook sendiri merupakan kilas balik kerjasama yang digaungkan sejak setahun yang lalu.
That marks the end of the final ESL CSGO or Dota stream on Facebook in 2018. Really poor viewership all year and Facebook hasn't proven it can do streaming, to the detriment to both esports. Valve not happy. ESL neither even with $. Correction: Deal runs through end of 2019.
— Rod Breslau (@Slasher) December 9, 2018
Breslau menilik gelaran ESL Pro League Season 8 Finals yang berlangsung pada 9 Desember 2018 lalu. Gelaran tersebut menjadi yang terakhir berlangsung di Facebook Gaming untuk tahun 2018.
Selain itu dia juga membandingkan secara jelas bagaimana presentase penonton dari Twitch dan Facebook Gaming. Dalam kasus CS:GO, selisihnya sangat berbeda jauh atau bahkan sangat mencolok.
Cloud9 wins the ELEAGUE Boston Major on home soil: CSGO breaks the Twitch record for most viewers on a single stream (1.1M+).
Astralis wins the ESL Grand Slam on home soil: 30,000 viewers on Facebook (without embed), a best for FB
Wouldn't be surprised to see the deal broken.
— Rod Breslau (@Slasher) December 9, 2018
Breslau mengklaim bahwa hasil kerjasama ini bisa saja tidak bertahan lama melihat jumlah penonton yang sangat buruk, baik untuk ESL dan Valve.
Bagi kalian para fans Dota 2 dan CS:GO tentu sangat menyayangkan penayangan di platform Facebook.
Banyak kekurangan yang terjadi, antara lain lagging, delay, kualitas suara yang buruk, pengunaan bandwidth yang besar dan streaming yang tidak stabil.
BACA JUGA: Grand Final Fighting League 2018 Nobatkan Bigetron Esports Sebagai Juara!
Tapi tenang, Breslau mengatakan bahwa Dota 2 tidak akan menjadi ‘korban’ yang sama mengingat kerjasama sudah berakhir.
Tentu ESL dan Valve sangat tidak senang melihat jumlah penonton yang menyebabkan kurang hype-nya suatu gelaran.
Twitch sendiri masih menjadi panutan dan juara dalam menayangkan gelaran esports. Setelah itu disusul oleh Youtube Gaming yang memiliki kualitas streaming stabil juga user interface yang cukup simpel.
Namun Facebook Gaming dinilai kurang meyakinkan dan masih banyak kekurangan yang dihadapi. Melihat platform asalnya sebagai media sosial, rasanya server bisa menjadi kesalahan yang perlu dibenahi oleh perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg tersebut.
Discussion about this post