Sangat sedikit video game yang bisa mempertahankan jumlah pemain besar seperti yang dimiliki Dota 2 selama delapan tahun terakhir.
Secara keseluruhan, 2019 adalah tahun yang kuat untuk Dota 2. Permainan ini berhasil memecahkan satu juta pemain lagi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Selama 30 hari terakhir, jumlah rata-rata pemain telah turun, bahkan pemain aktif Dota 2 menyentuh angka terendah sejak bulan Januari 2014.
Pemain aktif Dota 2 di awal 2020 berada di angka 627.790 pemain. Angka ini lebih rendah daripada bulan Januari 2014 yang berada di angka 673.496 pemain.
Valve terus-menerus berjuang untuk menjaga jumlah pemainnya dengan update besar seperti Outlanders Update. Bahkan Valve juga menghadirkan event seperti Frostivus 2019 untuk mendompleng jumlah pemain.
Akan tetapi kedua hal tersebut tampaknya tidak berhasil mengangkat jumlah pemain aktif di Dota 2. Ada banyak masalah dalam Dota 2 yang membuat akhirnya pemain Dota 2 meninggalkan Dota 2.
BACA JUGA: WePlay! Luncurkan Merchandise Dota 2 Eksklusif untuk Ramaikan Bukovel Minor
Diantaranya adalah sistem MMR yang buruk, contohnya adalah pemain dengan MMR tinggi akan mempunyai antrian yang lama untuk mendapatkan sebuah pertandingan.
Sehingga membuat beberapa pemain harus membuat akun smurf agar bisa memainkan pertandingan, yang tentunya akan membuat pertandingan berat sebelah sehingga membuat pemain yang selalu bertemu akun smurf merasa frustasi dan akhirnya berhenti.
Jika Valve tidak membuat sebuah gebrakan baru, maka Dota 2 bisa saja menjadi “dead game” yang ditinggalkan oleh komunitasnya, sehingga akan berdampak buruk untuk keberlangsungan ekosistem esports Dota 2.
Discussion about this post