Bigetron Esports lewat tim esports yang mewadahi divisi wanita, Belletron Esports membuat langkah menarik dengan merekrut salah satu tim perempuan Point Blank di Indonesia yaitu DPS Legacy.
Sebelumnya tim yang bersama Jkosav ini dikenal sebagai runner-up saat PBLC 2018 Season 1 setelah dikalahkan EVOS Galaxy Sades.
Kejadian yang sama terjadi saat mereka bersama DPS Legacy di mana mereka lagi-lagi berhasil menembus final PBLC 2018 Season 2, namun kembali takluk di hadapan EVOS.
Berikut para pemain dari Belletron Esports:
- Athaya “Ayabaaa” Zahra
- Selvy “Xyna” Kurniawan
- Adesia “Filosofi” Fatah
- Rahma “Hitroop“
- Nadia “Nez0” Dewi
Penulis mendapat kesempatan untuk wawancara bersama Xyna untuk mengenal lebih dalam mengenai perjalanan tim selama kompetitif Point Blank Indonesia dan pendapatnya selama bergabung di Belletron Esports.
BACA JUGA: 4 Perubahan Roster Tim CS:GO Paling Buruk di Tahun 2018
“Kalau ditanya kenapa tertarik bergabung ke Bigetron, ya supaya kami lebih di-management kan juga jadi keurus semuanya sama mereka,” kata Xyna saat ditanya tertarik bergabung ke tim.
Hanya ada tiga pemain yang masih bersama saat mereka masih bersama Jkosav sampai saat ini yaitu Xyna, Hitroop dan Nez0. Perbedaan tentu dirasakan saat bergabung di Bigetron dan tim sebelumnya.
“Tentunya beda jauh ya dari sebelumnya. Harus lebih profesional lagi setelah masuk masuk Bigetron dan tentunya lebih banyak tanggung jawabnya daripada sebelum-sebelumnya.
Contohnya melakukan meeting atau siap untuk acara-acara yang diadakan. Karena sebelum-sebelumnya kami belum pernah merasakan di manajemen esports.
BACA JUGA: Mobile Legends Jadi Salah Satu Game yang Dipertandingkan di SEA Games 2019!
Utamanya sih lebih banyak membenahi ke tim juga karena kami mau membawa Bigetron naik di divisi Point Blank ini,” katanya.
Para pemain sendiri semuanya berasal dari kota yang berbeda-beda seperti dari Bekasi, Tangerang, Cilegon, Bogor, bahkan sampai ada dari Pekanbaru yang terbilang jauh dibanding keempat kota tadi.
Xyna sendiri mengaku tidak terlalu kesulitan mencari pemain di Point Blank. “Tim kami baru masuk satu orang lagi karena pemain yang lama sudah pindah ke EVOS.
Pemain ladies sekarang menurut saya masih banyak berbeda sama jaman dulu. Kalau sekarang sudah tidak terhitung jumlahnya,” katanya.
Untuk turnamen PBLC saat ini menurutnya penyisahan sistem secara online terasa berbeda jika dilakukan secara offline.
“Perbedaannya dari spec PC dan koneksi. Apalagi sekarang ada mouse yang dibilang script karena sistem online tidak bisa ditelusuri juga,” katanya.
Tidak hanya PBLC, Belletron Esports juga membawa nama Bigetron di IESPL. Bersama EVOS, mereka menjadi tim ladies yang bertanding di antara tim esports yang didominasi kaum adam. Lantas, bagaimana pendapat mereka akan hal tersebut?
“Sebenarnya tidak ada bedanya, semua kembali ke komitmen latihan, pengalaman, dan jam terbang tanding masing-masing sih,” katanya.
BACA JUGA: Buntut Kasus Regional, Valve Cabut Slot eks-PaiN X di Chongqing Major 2019
Selain memiliki divisi Point Blank, Belletron Esports ternyata juga memiliki dua divisi lain yaitu Arena of Valor dan Counter Strike: Global Offensive.
Kamu yang ingin tahu update dari Belletron Esports bisa ikuti fanpage mereka. Semoga semakin banyak tim esports yang semakin banyak merekrut para pemain ladies untuk mewarnai kompetisi esports Indonesia.
Diedit oleh Yubian A. Huda
Discussion about this post