Masa Offseason menghadirkan sejumlah pergantian roster yang cukup menarik, khususnya di liga LEC dan LCS. Ada beberapa rekrutan yang mengejutkan, hadirnya tim baru, terbentuknya tim-tim super maupun eksperimental, hingga transfer dengan angka yang fantastis.
Dari roster tim-tim LEC dan LCS yang sudah terbentuk selama Offseason, ada sejumlah tim yang memiliki roster yang menarik, baik dari segi potensi, kekuatan, hingga keputusan dibalik perekrutan roster tersebut.
Berikut ini adalah 5 tim-tim dari LEC dan LCS yang memiliki roster menarik dan patut dinantikan kiprahnya pada musim ini.
G2 Esports – Roleswap
Pada tahun lalu, Perkz memutuskan untuk melakukan roleswap supaya Caps bisa masuk ke tim. Roleswap tersebut berjalan sukses dimana G2 Esports berhasil memperoleh pencapaian yang fantastis sepanjang musim 2019.
Untuk musim ini, G2 Esports tampaknya ingin kembali melakukan roleswap. Perkz akan kembali ke Midlane sementara Caps kini akan menggantikan posisinya di Botlane.
Secara teori, keputusan roleswap ini cukup menarik karena akan menambah fleksibilitas yang dimiliki G2 Esports. Kini G2 Esports memiliki lebih banyak opsi di sektor Midlane dan Botlane dengan adanya dua pemain yang bisa bermain di dua posisi tersebut.
Namun pertanyaannya, mampukah Caps mengulangi kesuksesan Perkz mendominasi Botlane? Jika Caps gagal, maka rencana roleswap ini bisa gagal dan mau tak mau G2 Esports harus kembali bermain seperti tahun lalu.
Namun jika berhasil, bukannya tak mungkin G2 Esports berhasil mencetak prestasi yang lebih baik dibandingkan tahun lalu dan berpeluang mencetak Grand Slam yang gagal didapatkan tahun lalu.
TSM – Dardoch
Untuk menghadapi musim 2020, TSM resmi menunjuk Jungler baru yakni Dardoch sebagai Jungler baru.
Keputusan merekrut Dardoch ini disambut positif oleh penggemar TSM karena mereka sudah lama sekali menantikan kehadiran Dardoch di TSM. Mereka yakni bahwa Dardoch adalah sosok yang dibutuhkan oleh TSM dan bisa membawa perubahan.
Meskipun disambut dengan baik, namun ada satu pertanyaan besar: apakah TSM nanti bisa sukses bersama Dardoch dan gaya permainannya atau justru “merusak” Dardoch?
TSM memang dikenal sebagai tim yang sering “menghancurkan” Junglernya. Jika dibandingkan posisi lainnya, posisi Jungle di TSM memegang peran dan tekanan paling besar.
Tak hanya tekanan saja, beberapa Jungler yang pernah bermain untuk TSM juga kerap dijuluki sebagai “ward berjalan” karena bermain sangat pasif, entah karena menyesuaikan strategi tim atau karena alasan lain.
Disini Dardoch akan diuji. Mampukah Ia mempertahankan gaya bermainnya dan meraih kesuksesan atau justru terjatuh dan mengikuti jejak Jungler-Jungler TSM lainnya?
Misfits – Roster Rookie
Setelah gagal dengan roster super pada musim lalu, nampaknya Misfits ingin bereksperimen dengan roster yang berisikan pemain-pemain Rookie.
Dan Dan, Razork, Ronaldo, dan denyk yang masih berstatus Rookie akan diplot sebagai starting roster. Febiven dari roster musim lalu akan dipertahankan sebagai satu-satunya senior.
Mungkin banyak yang memandang roster ini dengan sebelah mata, namun jika melihat tradisi Rookie di Eropa yang kerap menuai keberhasilan di LEC, roster baru Misfits ini patut dinantikan dan tidak boleh diremehkan.
Razork, Ronaldo, dan denyk sudah mampu membuktikan kemampuannya selama berlaga di liga regional Eropa. Sedangkan Bvoy sempat memiliki pengalaman bermain di beberapa region seperti Tiongkok dan Argentina meskipun berstatus sebagai pemain sub.
Dan Dan yang sempat bermain di LEC selama beberapa kali dan pengalaman Febiven sebagai senior akan sangat membantu pemain-pemain Rookie lainnya untuk terus berkembang.
Dua Tim Baru LCS – Evil Geniuses dan Immortals
Evil Geniuses dan Immortals sebagai tim baru di LCS akan dibahas dalam satu poin ini mengingat kedua tim tersebut mengusung roster yang berbeda dan bertolak belakang.
Evil Geniuses datang dengan roster yang diprediksi mampu mengguncang papan atas klasemen LCS. Dengan roster yang berisikan Kumo, Svenskeren, Jiizuke, Bang, dan Zeyzal, rasanya bukanlah hal mustahil melihat Team Liquid digeser oleh tim ini sebagai tim nomor satu LCS.
Sedangkan di sisi lain, Immortals justru datang dengan roster yang tidak segarang Evil Geniuses. Meskipun berhasil memulangkan Xmithie, namun pemain-pemain lainnya seperti sOAZ, Eika, Altec, dan Hakuho dipandang kurang meyakinkan.
Roster ini memang memiliki potensi untuk menjadi tim papan atas, sayangnya potensi tersebut tidaklah sebesar Evil Geniuses. Banyak yang meragukan roster ini, termasuk dari fanbase Immortals sendiri.
Fnatic – Selfmade dan Mithy
Tim terakhir yang masuk ke daftar ini adalah satu-satunya tim di LEC yang berhasil menantang G2 Esports pada musim lalu yaitu Fnatic.
Menyusul kegagalan yang diderita sepanjang musim dan masalah internal berkepanjangan, Fnatic memutuskan untuk melakukan sedikit perubahan di rosternya dengan mendatangkan Selfmade dan Mithy.
Penggemar Fnatic sempat mengkhawatirkan roster baru yang diusung oleh Fnatic ini. Roster ini memang akan sangat sukses jika berhasil menyatu. Namun jika gagal, takdir roster ini bisa saja jauh lebih buruk dibandingkan roster musim lalu.
Penyebabnya tak lain adalah personality clash yang mungkin terjadi. Seperti yang kita ketahui, 3 dari 5 pemain Fnatic (Selfmade, Nemesis, dan Rekkles) adalah pemain yang vokal dan memiliki cara pandang serta pendekatan yang berbeda untuk bermain.
Pemain-pemain ini juga tak ragu untuk mengekspresikan pendapatnya dan mengkritik rekan setim. Sifat “vokal” ini nantinya bisa berbenturan dan berpotensi menimbulkan konflik internal, sebuah hal yang pastinya tidak diinginkan Fnatic.
Disini peran Mithy sebagai pelatih akan diuji. Jika Ia bisa menyatukan pemain-pemain ini, maka besar kemungkinan Fnatic akan menjadi tim nomor satu LEC yang berpeluang besar bisa menggeser G2 Esports.
Discussion about this post