Nuengnara “23Savage” Teeramahanon adalah salah satu pemain Dota 2 yang masih muda dan menjanjikan di kancah Asia Tenggara.
Pria berkebangsaan Thailand tersebut saat ini sedang membela tim Fnatic sebagai carry. 23Savage baru-baru ini diwawancarai oleh AFK Gaming mengenai DreamLeaguse Season 13 Major dan bagaimana dirinya hidup sebagai pemain dari wilayah Asia Tenggara.
RevivalTV telah merangkum hasil wawancara tersebut untuk sobat Revival. Langsung saja disimak!
Kapan Anda Pertama Kali Mengenal Dota? Pada Usia Berapa Anda Mulai Memainkannya?
“Aku memainkan Dota 1 sejak berusia 10 tahun (2012) dan aku mulai memainkan Dota 2 ketika aku berusia 13 tahun.”
Apakah anda ditentang oleh teman dan keluarga ketika memustuskan untuk menjadi pemain profesional?
“Awalnya, mereka tidak mendukungku, namun setelah mampu mencapai 6000 MMR, mereka mulai mendukungku. Jika mereka melihat dirimu dapat melakukan sesuatu dengan baik, mereka akan mendukungmu. Aku cukup yakin jika aku cuma memiliki 2000 MMR mereka tidak akan mendukungku.”
Anda nyaris lolos ke TI yang lalu dengan Team Jinesbrus. Tolong beritahu kami apa yang anda rasakan saat itu. March pernah sedikit menyinggung bahwa masalah lingkungan yang membuat anda gagal.
“Aku tidak terlalu menyalahkan lingkungan. Aku pikir masalah waktu itu adalah pengambilan keputusan dan komunikasi yang yang tidak cukup baik pada saat itu. Tidak ada yag benar-benar bicara saat itu dan satu-satunya yang aku pikirkan ketika itu adalah kami akan lolos ke TI. Memang sedih, tetapi tak ada yang bisa dilakukan kecuali belajar dari pengalaman ini.”
BACA JUGA: Menilik Perjalanan Dota 2 Selama Satu Dekade – Part 1
Seperti apa kancah Dota di Thailand? Bagaimana keadaannya jika dibandingkan dengan negara yang cukup naik daun lainnya, seperti Indonesia?
“Sebenarnya, Thailand memiliki beberapa pemain yang hebat, tetapi mereka memiliki beberapa permasalahan yang mereka hadapi seperti masalah bahasa dan tanggung jawab, itulah alasan mengapa kalian tidak melihat banyak pemain profesional yang berasal dari Thailand. Indonesia juga memiliki banyak pemain bagus. Beberapa dari mereka bahkan menempati 10 besar dari leaderboard, namun aku pikir mereka juga menghadapi permasalahan yang sama.”
Bagaimana anda bisa bergabung dengan Fnatic?
“Usai TI 9 lalu, Jabz menghubungiku dan menanyakan apakah aku tertarik bergabung dengan Fnatic. Kemudian, aku biang tertarik dan akhirnya aku bergabung dengan mereka.”
Fnatic diisi oleh pemain-pemain berpengalaman di Asia Tenggara, Seberapa yakinkah anda dan tim dapat memenangkan major-major selanjutnya?
“Aku sangat percaya kami bisa memenangkan major. Jika kami berlatih dan menjalankan bootcamp, aku cukup yakin kami bisa memenangkan major.”
Itulah rangkuman wawancara 23Savage dengan AFK Gaming. Rupanya Thailand dan Indonesia mempunyai masalah yang sama untuk berkarir di dunia internasional ya sobat Revival.
Discussion about this post